Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan,
:+: Khalil Gibran :+:
diberi makan pada dada penurunan nilai,
yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani,
engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang getir.
anak-anaknya yang masih kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya,
yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas.
Wahai
tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang
dibuat seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan
dengan kejahatan,
dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita yang malang,
yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan.
Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu,
memperdayakan engkau,
menanggung kemiskinanmu dengan emas.
Ketika
kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang
gementar dalam cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang menyedihkan.
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati,
para martir bagi hukum buatan manusia.
Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,
dari ketidakadilan sang hakim, dari licik si kaya,
dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya Jangan putus asa,
kerana di sebalik ketidakadilan dunia ini,
di balik persoalan, di balik awan gemawan,
di
balik bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah
seluruh kadilan, segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta
kasih.
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera
angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya
matahari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau
laksana pepohonan telanjang yang rendah kerana berat dan bersama salju
musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan
hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang
menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu
dan kuanggap hina para penindasmu.:+: Khalil Gibran :+:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar